Rabu, 08 April 2015

MAKALAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang
Sumber pendidikan Islam yang dimaksudkan di sini adalah semua acuan atau rujukan yang darinya memancarkan ilmu pengetahuan dan niali-nilai yang akan ditransinternalisasikan dalam pendidikan Islam. Sumber ini tentunya telah diyakini kebenaran dan kekuatannya dalam mengahantar aktivitas pendidikan, dan telah teruji dari waktu ke waktu. Sumber pendidikan Islam terkadang disebut dengan dasar ideal pendidikan Islam. Al-Qur’an sebagai Firman Allah s.w.t., yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w., diriwayatkan kepada umat Islam secara mutawatir, membacanya sebagai ibadah, dan salah satu fungsinya sebagai mukjizat atau melemahkan para lawan yang menentangnya.
Fungsi sunnah terhadap al-Qur’an adalah sebagai penjelas dan pensyarah; memerinci hal-hal yang disebutkan secara mujmal dalam al-Qur’an, memberikan taqyid (pembatasan) ayat-ayat yang masih mutlaq, mentakhsis (menentukan arti khusus) ayat-ayat yang masih umum, menjelaskan ayat-ayat yang pelik dan menguraikan ayat-ayat atau hal-hal yang dikemukakan secara ringkas.
Pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiannya. Karena itu pendidikan berarti upaya membantu manusia untuk menjadi apa, mereka dapat apa? Dan menyadarkan manusia bahwa kedudukan mereka sangat mulia di bandingkan dengan makhluk Alloh yang lainnya. Maka pendidik perlu memahami hakikat manusia.
Rounded Rectangle: 1Terkadang permasalahan tentang pendidikan bermula dari ketidak pahaman akan pengertian dan korelasi antara hakikat manusia dengan pendidikan baik dalam keadaan aktualitasnya, posibilitasnya, dan idealitasnya. Oleh karna dampaknya sangat terasa dalam pendidikan sehingga sering muncul pertanyaan, mengapa manusia perlu di didik dan mendidik diri? Mengapa manusia mungkin atau dapat di didik? Serta apa makna pendidikan dalam kaitannya dengan martabat dan hak asasi manusia? Yang semua ini akan menjadi asumsi pendidikan dalam rangka praktik pendidikan.
Manusia di tuntut memiliki kesiapan dan kemampuan daya adaptasi terhadap nilai-nilai baru, kreatifitas untuk melakukan upaya inovasi dan daya saing untuk tetap eksis di tengah arus global yang terjadi. Kemampuan dasar di atas dipersiapkan dan dibentuk dalam proses pendidikan. Dengan sendirinya ketika kita berbicara konsep pendidikan tidak bisa dilepaskan dari penggambaran tentang sosok ideal manusia (insan kamil)2 sebagai muara cita-cita pendidikan.

B.           Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Hadist?
2.      Apa pengertian Pendidikan Islam?
3.      Nilai apa saja dalam Pendidikan Islam?
4.      Seperti apa Peran Hadist sebagai Sumber Pendidikan Islam?

C.          Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Hadist
2.      Untuk Mengetahui Pendidikan Islam
3.      Untuk Mengetahui Nilai Pendidikan Islam
4.      Untuk Mengetahui Hadist sebagai Sumber Pendidikan Islam

D.          Metode Penulisan
Metode dalam penulisan karangan Ilmiah ini adalah metode deskriftif kualitatif, dimana permasalahan bersifat apa adanya atau aktual dengan di iringi interprestasi rasional yang mampu dipertanggung jawabkan. Adapun sumber informasi diperoleh melalui studi kepustaka.






 


BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian Hadist
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui yaitu hadis, sunnah, atsar, dan ‎khabar. Jumhur ulama menyamakan arti hadis dan sunnah, atau dengan kata lain ‎keduanya merupakan kata sinonim (muradif). Hanya saja istilah hadis lebih sering ‎digunakan oleh ulama hadis. Sedangkan ulama ushul fiqh lebih banyak ‎menggunakan istilah sunnah ‎. Nabi sendiri menamakan ucapannya dengan sebutan ‎al-hadis untuk membedakan antara ucapan yang berasal dari beliau sendiri dengan ‎yang lain ‎. Berikut ini uraian dari beberapa istilah di atas: ‎
1.‎ Hadis
Kata hadis secara etimologi (bahasa) berarti al-jadid (baru, antonim kata ‎qadim), al-khabar yang berarti berita dan al-Qarib (dekat). Sedangkan secara ‎terminologi hadis adalah segala ucapan, perbuatan, ketetapan dan karakter ‎Muhammad Saw setelah beliau diangkat menjadi Nabi.‎
2.‎ Sunnah
Sunnah secara etimologi adalah perbuatan atau perjalanan yang pernah dilalui ‎baik yang tercela maupun yang terpuji ‎. Sedangkan secara terminologi sunnah ‎mempunyai pengertian yang berbeda-beda, karena ulama memberikan pengertian ‎sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing ‎. ‎
a.‎ Menurut ulama ahli hadis, sunnah adalah semua hal yang berasal dari Nabi, ‎baik perkataan, perbuatan, ketetapan, maupun hal-hal yang lainya. Menurut ‎pengertian ini sunnah bisa meliputi fisik maupun perilaku Nabi dalam ‎kehidupan sehari-hari baik sebelum ataupun sesudah beliau diangkat menjadi ‎Rasul. Mereka memandang Nabi adalah sosok suri tauladan yang sempurna ‎bagi umat Islam, sehingga dalam pandangan mereka segala sesuatu yang ‎berasal dari Nabi; baik yang ada kaitanya dengan hukum maupun tidak adalah ‎sunnah.‎

b.‎ Ulama usul fiqh memberikan definisi yang hampir sama, namun mereka ‎membatasi sunnah hanya dengan yang bisa dijadikan acuan pengambilan ‎hukum. Hal ini disebabkan mereka memandang Nabi sebagai syari’ (pembuat ‎syariat) di samping Allah. Hanya saja ketika ulama usul mengucapkan hadis ‎secara mutlak maka yang dimaksud adalah sunnah qawliyah. Karena menurut ‎mereka sunnah memiliki arti yang lebih luas dari hadis, yaitu mencakup semua ‎hal yang bisa dijadikan petunjuk hukum. bukan sebatas ucapan saja ‎.‎
c.‎ Ulama fiqh mendefinisikan sunnah dengan suatu hal mendapatkan pahala bila ‎dikerjakan namun tidak sampai mendapatkan dosa bila ditinggalkan. Mereka ‎memandang Nabi saw sebagai pribadi yang seluruh perkataan dan ‎perbuatannya mengandung hukum syara’.‎
3.‎ Khabar dan Atsar ‎
Pengertian khabar dan atsar menurut ulama hadis adalah sama dengan hadis. ‎Namun sebagian ulama berpendapat bahwasannya sesuatu yang berasal dari Nabi ‎adalah hadis. Sedangkan yang berasal dari selain Nabi disebut khabar. Para ‎fuqaha Khurasan menyebut hadis mawquf dengan khabar dan hadis maqthu‘ ‎dengan atsar.
Menurut arti bahasa khabar ialah berita ‎. Jadi, khabar memiliki arti yang ‎hampir sama dengan hadis, karena tahdits (pembicaraan) artinya tidak lain adalah ‎ikhbar (pemberitaan). Secara terminologi khabar  ada beberapa pendapat, di ‎antaranya "hadis yang disandarkan pada sahabat", atau "segala berita yang ‎diterima dari selain dari Nabi". Untuk terminologi khabar, peneliti lebih sepakat ‎dengan definisi yang pertama - sebagaimana juga dikemukakan oleh ulama ‎Khurasan- yaitu khabar ialah hadis yang disandarkan pada sahabat (mawquf). Hal ‎ini dimaksud untuk memudahkan klasifikasi serta untuk membedakan antara ‎khabar dengan hadis atau sunnah ‎. ‎
Secara etimologi atsar berarti bekas atau sisa. Sedangkan secara terminologi ‎ada 2 pendapat; (1). Atsar sinonim dengan hadis (2). Atsar adalah perkataan, ‎tindakan, dan ketetapan sahabat ‎ ‎. Pendapat yang kedua ini mungkin berdasarkan ‎arti etimologisnya. Dengan penjelasan, perkataan sahabat merupakan sisa dari ‎sabda Nabi. Oleh karena itu, perkataan sahabat  disebut dengan atsar merupakan ‎hal yang wajar.‎
Dari paparan tentang definisi hadis, sunnah, khabar dan atsar di atas, dapat ‎dilihat bahwa ada perbedaan terminologi yang digunakan oleh muhadditsin terkait ‎ruang lingkup dan sumber ke empat definisi tersebut. Hadis atau sunnah ‎memberikan pengertian bahwa rawi mengutip hadis yang disandarkan kepada ‎Rasulullah Saw (marfu‘). Sedangkan khabar tidak hanya mencakup hadis marfu‘ ‎saja tetapi juga mengakomodasi hadis mawquf (rawi hanya bersumber dari sahabat ‎saja tidak sampai pada Rasulullah). Bahkan juga yang hanya berhenti sampai ‎tingkatan tabi‘in (maqtu‘) saja. Sedangkan atsar oleh para muhadditsin lebih ‎diidentikkan hanya pada hadis mawquf atau maqtu‘ saja ‎.‎ Untuk memudahkan pengidentifikasian hadis, maka akan lebih mudah apabila ‎istilah hadis, sunnah, khabar dan atsar dibedakan dalam pendefinisiannya. Hal ini ‎dilakukan bukan untuk mendistorsi makna dari istilah tersebut, tetapi lebih ‎dimaksudkan untuk memudahkan identifikasi. Selain itu, diharapkan akan lebih ‎mempermudah dalam memahami struktur hadis. Sehingga menurut hemat peneliti, ‎hadis dan sunnah dipergunakan adalah untuk hadis marfu‘, khabar untuk hadis ‎mawquf, dan atsar untuk hadis maqthu‘.‎
(http://mustwildan.blogspot.com/2012/12/haditsmenurutpakar.html)

B.           Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan kata yang sudah sangat umum. Karena itu, boleh dikatakan bahwa setiap orang mengenal istilah pendidikan. Begitu juga Pendidikan Agama Islam ( PAI ). Masyarakat awam mempersepsikan pendidikan itu identik dengan sekolah , pemberian pelajaran, melatih anak dan sebagainya. Sebagian masyarakat lainnya memiliki persepsi bahwa pendidikan itu menyangkut berbagai aspek yang sangat luas,termasuk semua pengalaman yang diperoleh anak dalam pembetukan dan pematangan pribadinya, baik yang dilakukan oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri. Sedangkan Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai Islam dan berisikan ajaran Islam.
Pendidikan sebagai suatu bahasan ilmiah sulit untuk didefinisikan. Bahkan konferensi internasional pertama tentang pendidikan Muslim ( 1977 ) , seperti yang dikemukakan oleh Muhammad al-Naquib al-Attas, ternyata belum berhasil menyusun suatu definisi pendidikan yang dapat disepakati oleh para ahli pendidikan secara bulat . Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa :
"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara" .
 
Sedangkan definisi pendidikan agama Islam disebutkan dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD dan MI adalah : "Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman."
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam ( knowing ), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam ( doing ), dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari ( being ).

C.          Nilai-nilai normatif pendidikan Islam
Nilai normatif yang dimaksud terdiri atas tiga pilar utama, yaitu:
1.      I’tiqadiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan keimanan, seperti percaya kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari kiamat an takdir, yang bertujuan untuk menata kepercayaan individu.
2.      Khuluqiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan etika, yang bertujuan membersihkan diri dari perilaku rendah dan menghiasi diri dengan perilaku terpuji.
3.      Amaliyyah, yang berkaitan dengan pendidikan tingkah laku sehari-hari, baik yang berhubungan dengan pendidikan ibadah dan pendidikan muamalah. Al-Qur’an secara normatif juga mengungkapkan lima aspek pendidikan dalam dimensi-dimensi kehidupan manusia

D.          Hadist Sebagai Sumber Pendidikan Islam
Landasan adalah sesuatu yang menjadi sandaran semua dasar dalam suatu bangunan, sedangkan dasar adalah fundamen yang menegakkan suatu bangunan, sehingga menjadi kuat dan kokoh dalam pengembangan pendidikan Islam. Dalam usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan yang tepat sebagai tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu, pendidikan Islam sebagai suatu usaha dalam membentuk manusia dan peradabannya harus mempunyai landasan yang kuat ke mana semua kegiatan itu dihubungkan atau disandarkan. Baik sebagai sumber maupun dasar yang menjadi pedoman penerapan dan pengembangannya.
Landasan itu terdiri dari al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan ijtihad, mashlahah al-mursalah, istihsan, qiyas dan sebagainya. Dasar dan fundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari bangunan yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan yang menjadikan tetap berdiri tegaknya bangunan itu. Dengan demikian, fungsi dari suatu landasan pendidikan Islam adalah di samping tegaknya suatu bangunan dalam dunia pendidikan Islam, juga agar bangunan itu tidak akan terombang-ambing oleh berbagai “persoalan” yang mempengaruhinya dan bahkan dia akan semakin kuat dan tegar di dalam menghadapinya.
Dasar filosofis pendidikan Islam merupakan kajian filosofis mengenai pendidikan Islam yang didasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para sahabat nabi SAW sebagai sumber sekunder. Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan filsafat Islamadalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafatpendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam. Dasar-dasar pendidikan Islam secara prinsipil diletakkan pada dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya. Dasar-dasarpembentukan dan pengembangan pendidikan Islam yang pertama dan utamatentu saja al-Qur’an dan sunnah. Al-Qur’an misalnya memberikan prinsip penghormatan kepada akal, bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah manusiadan memelihara kebutuhan sosial yang hal ini sangat penting bagi pendidikan.
Dasar pendidikan Islam selanjutnya adalah nilai-nilai sosial kemasyarakatanyang tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Sunnah atas prinsipmendatangkan kemashlahatan dan menjauhkan kemudharatan bagi manusia.Kemudian warisan pemikiran para ulama dan cendekiawan muslim yang merupakan dasar penting dalam pendidikan Islam. Di samping itu, di bagianlain Azyumardi Azra juga mengemukakan mengenai sumber dan dasarpendidikan Islam adalah al-Qur’an dan as-sunnah serta nilai-nilai, norma dantradisi sosial yang memberi corak keislaman dan dapat mengikuti perkembangannya.
Pendidikan Islam berpangkal dari ajaran Ilahiyah, maka tentu harus bersumber dari kebenaran dan kebesaran Ilahi. Bagi kita sumber kebenaranIlahi telah diperkenalkan kepada manusia melalui para nabi berupa kitab suci.Dari empat kitab suci yang pernah diturunkan sebagai petunjuk umat manusia, maka sejak kehadiran Rasulullah SAW. di muka bumi ini satu yang harusditegakkokohkan yakni al-Qur’an. Di samping itu ketetapan-ketetapan Rasul SAW juga merupakan sumber utama pendidikan Islam. Pada dasarnya bangunan syari’at dan moralitas Islam itu mempunyai dua sumber pokok yaitu al-Qur’an al-Karim dan sunnah Nabi SAW. Al-Qur’anadalah kitabullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad bin Abdillah,dengan bahasa Arab yang jelas dan fasih yang secara kronologis diturunkan dalam rentangan waktu kurang lebih 23 tahun, yang memiliki nilai-nilai ibadah. Serta sumber Islam yang kedua adalah al-Sunnah sebagai landasanberfikir dan syari’at terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari Rasul saw.
1.      Al-Qur’an (kalamullah)
Al-Qur’an sebagai kalamullah yang mencakup segala aspekpersoalan kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan pencipta-Nya,sesama manusia dan alam semesta yang merupakan persoalan mendasardalam setiap kehidupan manusia. Al-Qur’an memiliki gagasan mendasaryang amat luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang semuanyadapat dan harus dijadikan sebagai landasan dasar utama dalampengembangan Pendidikan Islam. Kedudukan al-Qur’an dalam kerangkaPendidikan Islam bukan saja sebagai dasar bahkan menjadi sumber yangsangat berharga untuk terus digali, dipahami dan diambil intisarinya untuksenantiasa diaktualisasikan dalam hidup dan kehidupan manusia.
2.      Al-Sunnah al-Shohihah
Al-Sunnah bermakna seluruh sikap, perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW dalam menerapkan ajaran Islam serta mengembangkankehidupan umat manusia yang benar-benar membawa kepada kerahmatanbagi semua alam, termasuk manusia dalam mengaktualisasikan diri dankehidupannya secara utuh dan bertanggung jawab bagi keselamatan dalam kehidupannya. Kedudukan al-Sunnah dalam kehidupan dan pemikiranIslam sangat penting, karena di samping memperkuat dan memperjelasberbagai persoalan dalam al-Qur’an, juga banyak memberikan dasarpemikiran yang lebih kongkret mengenai penerapan berbagai aktivitasyang mesti dikembangkan dalam kerangka hidup dan kehidupan umatmanusia.






















BAB III
PENUTUP

A.          Simpulan
Landasan adalah sesuatu yang menjadi sandaran semua dasar dalam suatu bangunan, sedangkan dasar adalah fundamen yang menegakkan suatu bangunan, sehingga menjadi kuat dan kokoh dalam pengembangan pendidikan Islam. Dalam usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan yang tepat sebagai tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu, pendidikan Islam sebagai suatu usaha dalam membentuk manusia dan peradabannya harus mempunyai landasan yang kuat ke mana semua kegiatan itu dihubungkan atau disandarkan. Baik sebagai sumber maupun dasar yang menjadi pedoman penerapan dan pengembangannya.
Pendidikan Islam berpangkal dari ajaran Ilahiyah, maka tentu harus bersumber dari kebenaran dan kebesaran Ilahi. Bagi kita sumber kebenaranIlahi telah diperkenalkan kepada manusia melalui para nabi berupa kitab suci.Dari empat kitab suci yang pernah diturunkan sebagai petunjuk umat manusia, maka sejak kehadiran Rasulullah SAW. di muka bumi ini satu yang harusditegakkokohkan yakni al-Qur’an. Di samping itu ketetapan-ketetapan Rasul SAW juga merupakan sumber utama pendidikan Islam. Pada dasarnya bangunan syari’at dan moralitas Islam itu mempunyai dua sumber pokok yaitu al-Qur’an al-Karim dan sunnah Nabi SAW. Al-Qur’anadalah kitabullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad bin Abdillah,dengan bahasa Arab yang jelas dan fasih yang secara kronologis diturunkan dalam rentangan waktu kurang lebih 23 tahun, yang memiliki nilai-nilai ibadah. Serta sumber Islam yang kedua adalah al-Sunnah sebagai landasanberfikir dan syari’at terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari Rasul saw.
3.      Al-Qur’an (kalamullah)

Al-Qur’an sebagai kalamullah yang mencakup segala aspekpersoalan kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan pencipta-Nya,sesama manusia dan alam semesta yang merupakan persoalan mendasardalam setiap kehidupan manusia. Al-Qur’an memiliki gagasan mendasaryang amat luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang semuanyadapat dan harus dijadikan sebagai landasan dasar utama dalampengembangan Pendidikan Islam. Kedudukan al-Qur’an dalam kerangkaPendidikan Islam bukan saja sebagai dasar bahkan menjadi sumber yangsangat berharga untuk terus digali, dipahami dan diambil intisarinya untuksenantiasa diaktualisasikan dalam hidup dan kehidupan manusia.
4.      Al-Sunnah al-Shohihah
Al-Sunnah bermakna seluruh sikap, perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW dalam menerapkan ajaran Islam serta mengembangkankehidupan umat manusia yang benar-benar membawa kepada kerahmatanbagi semua alam, termasuk manusia dalam mengaktualisasikan diri dankehidupannya secara utuh dan bertanggung jawab bagi keselamatan dalam kehidupannya. Kedudukan al-Sunnah dalam kehidupan dan pemikiranIslam sangat penting, karena di samping memperkuat dan memperjelasberbagai persoalan dalam al-Qur’an, juga banyak memberikan dasarpemikiran yang lebih kongkret mengenai penerapan berbagai aktivitasyang mesti dikembangkan dalam kerangka hidup dan kehidupan umatmanusia.

B.           Saran
Menurut penulis, masih banyak hal-hal  yang perlu diperbaiki dalam makalah ini. kami selaku penyusun tentunya mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, di karenakan kami masih dalam tarap pembelajaran